Powered By Blogger

Sabtu, 15 Januari 2011

IUCN - REDD plus

IUCN Sambut 2011 sebagai Tahun Hutan Internasional
Disarikan GPTRN - 15 Jan 201
Lembaga Konservasi Alam Dunia, Union for Conservation of Nature (IUCN) menyambut tahun 2011 sebagai Tahun Hutan Internasional. Sepanjang 2011, IUCN akan bekerja untuk memastikan bahwa hutan memberikan potensi maksimalnya untuk kesejahteraan manusia dan konservasi keanekaragaman hayati.
Hutan di dunia sangat penting bagi kehidupan dengan segala keragaman dan untuk mencapai tujuan kemanusiaan terbesar seperti mengurangi kemiskinan, membatasi perubahan iklim dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
Secara formal IUCN bersama lembaga dunia di bidang hutan dan keanekaragaman hayati lainnya akan meluncurkan Tahun Hutan 2011 dalam pertemuan Forum Hutan PBB (UN Forum on Forests - UNFF) di New York, 24 Januari 2011.
“Tahun Hutan 2011' akan menjadi perayaan di tingkat internasional berbagai peran sentral masyarakat dalam konservasi, pengelolaan dan pembangunan berkelanjutan hutan dunia kita," ujar Julia Marton-Lefevre, Direktur Jenderal IUCN dalam siaran pers 3 Januari 2011.
"Udara yang kita hirup, makanan, air dan obat-obatan yang kitabutuhkan untuk bertahan hidup, berbagai kehidupan di bumi, iklim yangmembentuk kita sekarang dan masa depan, semuanya tergantung pada hutan. 2011 harus menjadi tahun ketika dunia mengakui betapa pentingnya hutan yang sehat untuk hidup di bumi, untuk semua orang dan keanekaragaman hayati," lanjutnya.
Sebagai anggota Collaborative Partnership on Forests, IUCN akan memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sentralitas dari hutan dunia untuk kesejahteraan manusia dan alam. Selama tahun 2011, IUCN akan menyoroti temuan baru dari inovasi Strategi Lanskap dan Penghidupan, mengumumkan inisiatif baru yang berani dalam kerja restorasi lanskap hutan dan mengembangkan agenda Reducing Emissions from Deforestation and Degradation (REDD-plus) 2010 yang telah ada secara internasional.

Tahun Hutan 2011 muncul setelah Tahun Internasional Keanekaragaman Hayati 2010, yang memuncak dalam rencana global untuk menyelamatkan dan memulihkan alam serta sebagai titik balik dalam negosiasi iklim internasional pada konferensi iklim Cancun Desember lalu.
Setelah meninggalkan 2010, Tahun Hutan 2011 lebih meningkatkan kesadaran internasional tentang peran ekosistem yang sehat dalam memerangi perubahan iklim dan mengembalikan hilangnya keanekaragaman hayati.
 
Sebagai rumah bagi 80% dari keanekaragaman hayati dunia dan 300 juta orang, hutan menyediakan mata pencaharian bagi 1,6 milyar orang, hampir seperempat kemanusiaan.

Hutan meliputi 31% dari total lahan dan menyimpan karbon lebih dari jumlah saat ini di atmosfer bumi. Mereka menawarkan
cara tercepat, efektif dan paling terbesar untuk membatasi emisi global. Pengurangan separuh emisi ini antara tahun 2010 dan 2020 akan menghemat sekitar US 3,7 triliun.
Semua fakta ini dan lebih banyak lagi menunjukkan betapa pentingnya hutan untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan. Tahun Internasional Hutan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat ganda dari hutan yang sehat dan cara untuk membuat mereka berdiri dan sehat.

Sumber: http://www.iucn.org/about/work/programmes/forest/fp_our_work/fp_our_work_thematic/redd/?6739/International-Year-of-Forests

Jumat, 14 Januari 2011

Rabu, 12 Januari 2011

Makalah Tentang Abrasi

PENDAHULUAN
Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai. Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia.
Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal pantai juga akan mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian material yang tidak sedikit. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat berbahaya. Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi untuk menanggulanginya. Kami harap apa yang akan kami sampaikan ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai abrasi dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada lingkungannya.
PENGERTIAN ABRASI
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global.

PENYEBAB ABRASI
Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui,pemanasan global terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi.
Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan Cibuaya Kabupaten Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi yang membahayakan keselamatan warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan berlangsung, dikhawatirkan dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya.
Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten Karawang merupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di kedua tempat tadi, masih banyak daerah lain yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang tergolong parah. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau yang permukaannya rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah yang terjadi di daerah pesisir pantai adalah masalah pencemaran lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami pencemaran yang cukup parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan, dimana pada tahun 2004 tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton. Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta. Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui 13 kali di Jakarta berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pada tahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan mencapai 75 kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi kerusakan serius sepanjang 40 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kondisi ini memerlukan penanganan segera. Terkait dengan itu, pencemaran teluk Jakarta harus segera diatasi, terutama dengan melakukan pengurangan limbah sampah di sungai.
Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang sangat merugikan bagi manusia. Selain itu, sebagian besar objek wisata di Indonesia merupakan wisata pantai. Keindahan panorama pantai membuat wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia. Hal ini seharusnya membuat pemerintah lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena apabila keadaan pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau lagi mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya dapat mengurangi devisa negara.
Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada disana. Biota yang hidup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan kecil akan mati bila tingkat pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian pantai.

PENYELESAIAN
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasi masalah abrasi di Indonesia ini pemerintah secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena abrasi tersebut. Dalam mengatasi masalah abrasi ini, tentu ada saja hambatan-hambatan dan juga kesulitan-kesulitan yanag akan dihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukan biaya yang sangat mahal dan juga wilayah tempat pembangunannya sangat luas, sehingga untuk membangun alat ini di seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang sangat lama dan juga biaya yang sangat mahal. Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak hambatannya. Tanaman bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai di Indonesia merupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahui bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas pulau-pulau di Indonesia banyak yang akan berkurang. Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka peranan dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidak akan dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam, maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100%.
Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi denga sangat serius karena dapat merusak keindahan dan keasrian pantai. Untuk megatasi permasalahan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan harus ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak merusak lingkungan harus dibuat dan menindak dengan tegas bagi siapa pun yang melanggarnya.
Sekarang ini, di beberapa pantai masih banyak ditemui sampah-sampah yang berserakan. Selain itu, limbah pabrik yang beracun banyak yang dialirkan ke sungai yang kemudian mengalir ke laut. Hal ini dapat merusak ekosistem laut, dan juga dapat membunuh beberapa biota laut. Pemerintah seharusnya menghimbau agar seluruh pabrik-pabrik tersebut agar membuang limbahnya setelah dinetralisasi terlebih dahulu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh masyarakat. Dari penjelasan kami di atas kami dapat menyimpulkan beberapa hal. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya pemanasan global.
2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak orang yang membuang sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari lingkungan.
3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam.
4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak dan juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat menahan laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak saat mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai.
Dari kesimpulan tersebut dapat kita lihat penyebab abraasi dan juga beberapa cara untuk mengatasinya. Kita juga dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan apabila hal ini tidak segera diatasi. Menurut kami permasalahan ini harus diselesaikan bukian hanya oleh pemerintah, tapi juga memerlukan partisipasi dari masyarakat.
Selain kesimpulan tadi, kami juga memiliki beberapa saran yang akan kami sampaikan. Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai, karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa bantuan dari masyarakat.
2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tegas bagi setiap orang yang merusak lingkungan.
3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus segera dilakukan agar abrasi yang terjadi di beberapa daerah tidak bertambah parah.
4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai agar tidak membuang limbah atau sampah ke laut. Mereka harus menyediakan sarana kebersihan agar limbah atau sampah yang mereka hasilkan tidak mencemari pantai.
Demikianlah saran-saran yang dapat kami sampaikan,semoga apa yang telah kami sampaikan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat agar mau menjaga keasrian dan kebersiha lingkungan. Semua orang harus ikut berperan serta dalam menanggulangi masalah yang sangat berbahaya yang bernama ABRASI.



ABRASI DAN PENYEBABNYA
Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai. Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia.
Abrasi pantai tidak hanya membuat garis -garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah. Apabila pantai sudah men galami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu , sarana pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafe -kafe yang terdapat di areal pantai juga akan mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian material yang tidak sedikit. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai te rsebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi.
PENYEBAB ABRASI
Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia
karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es inmerupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui,pemanasan global terjadi karena gas -gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es it u mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, gar is pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan Centi gi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi.
Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan Cibuaya Kabupaten Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi yang membahayakan keselamatan warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan berlangsung, dikhawatirkan dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan sumber daya
kelautan lainn ya.
Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten Karawang merupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di kedua tempat tadi, masih banyak daerah lain yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang tergolong parah. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau yang permukaannya rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah yang terjadi di daerah pesisir pantai adalah masalah pencemaran lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami pencemaran yang cukup parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan, dimana pada tahun 2004 tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya diperki rakan mencapai 300 ton. Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta. Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui 13 kali di Jakarta berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pada tahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan mencapai 75 kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi kerusakan serius sepanjang 40 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan penyum bang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton -ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kondisi ini memerlukan penanganan segera. Terkait dengan itu, pencemaran teluk Jakarta harus segera diatasi, terutama dengan melakukan pengurangan
limbah sampah di sungai.
Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang sangat merugikan bagi manusia. Selain itu, sebagian besar objek wisata di Indonesia merupakan wisata pantai. Keindahan panorama pantai membuat wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia. Hal ini seharusnya membuat pemerintah lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena apabila keadaan pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau lagi mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya dapat mengurangi devisa negara.
Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada disana. Biota yang h idup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan -ikan kecil akan mati bila tingkat pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian pantai.
PENYELESAIAN
Berbagai usaha telah dilak ukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasi masalah abrasi di Indonesia ini pemerintah secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena abrasi tersebut. Dalam mengatasi masalah abrasi ini, tentu ada saja hambatan -hambatan dan juga kesulitan -kesulitan yanag akan dihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukan biaya yang sangat mahal dan juga wilayah tempat pembangunannya sangat 5
luas, sehingga untuk membangun alat ini di seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang sangat lama dan juga biaya yang sangat mahal. Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak hambatannya. Tanaman bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai di Indonesia merupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahui bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbu h pada daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas pulau -pulau di Indonesia banyak yang akan berkurang. Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka peranan dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidak akan dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat pemecah ombak berhasil dibangun dan hu tan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam, maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100%.
Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi denga n sangat serius karena dapat merusak keindahan dan keasrian pantai. Untuk megatasi permasalahan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan harus ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak merusak lingkungan harus dibuat dan menindak dengan tega s bagi siapa pun yang melanggarnya.

PENUTUP
Demikian apa yang sudah saya jelaskan diatas mengenai Abrasi dan penyebabnya tapi jika kita tidak merubah sikap kita terhadap lingkungan maka Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjala nnya waktu.

Program Kerja GPTRNProgram Kerja Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Peduli Tanah Rakyat dan Negara (LSM-GPTRN)

Program Kerja

Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Peduli Tanah Rakyat dan

Negara

(LSM-GPTRN)


Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Pejuang Tanah Rakyat dan Negara (LSM-GPTRN) adalah sebuah Lembaga Kemasyarakatan Independen yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Nomor : ........ ....... 2010, Notaris ............................ yang berkedudukan di Jakarta.

Visi dan Misi Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Peduli Tanah Rakyat dan Negara (LSM-GPTRN):

* Visi LSM GPTRN: Keadilan dan Kesejahteraan melalui pondasi kedaulatan atas tanah air.

* Misi LSM GPTRN: Menjaga kedaulatan rakyat dan negara atas tanah airnya.


Lingkup Kegiatan:

1. Monitoring: Memantau seluruh kebijakan serta keputusan Legislatif, Eksekutif, yudikatif di seluruh wilayah tanah air.

2. Konsultasi: Melakukan komunikasi untuk menghasilkan jalan keluar atau solusi yang bermanfaat bagi rakyat.

3 Konsiliasi: Berupaya mempersatukan berbagai kepentingan rakyat dengan legislatif, eksekutif, yudikatif demi terwujudnya kesepakatan positif.

4. Penilaian Ahli: Menghasilkan sebuah pendapat yang kuat mengikat sebagai dasar pertimbangan untuk membuat sebuah kesepakatan dan/atau Keputusan Hukum yang final.

5. Mediasi: Sebuah proses yang mengikutsertakan ahli-ahli, pakar dalam bidangnya masing-masing untuk dapat menyelesaikan perbedaan pendapat.

6. Arbitrasi: Merupakan sebuah cara penyelesaian sebuah perbedaan pendapat yang diluar pengadilan yang didasarkan pada perjanjian arbitrasi yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang berbeda pendapat. Putusannya bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak yang berbeda pendapat.

7. Implementasi: Sebuah penerapan dan pelaksanaan program LSM-GPTRN.

8. Publikasi: Sosialisasi yang intens dari berbagai kegiatan LSM-GPTRN.


- Monitoring pengaturan permodalan dan penataan kawasan hutan.
- Monitoring pengaturan dan penyelenggaraan pengusahaan hutan.
- Implementasi pengaturan terhadap perlindungan proses ekologi yang mendukung sistem penyangga kehidupan serta

rehabilitasi hutan, tanah dan air.
- Implementasi Pengaturan terhadap usaha-usaha terselenggaranya dan terpeliharanya pengawetan sumber daya alam dan

lingkungan hidup.
- Implementasi Penyelenggaraan penyuluhan dan pendidikan di bidang kehutanan.

- Berperan aktif untuk mengatasi pemanasan global (Global Worning)

- Implementasi Pelestarian hutan rakyat dan negara.

- Berperan aktif mendorong akselerasi pembangunan nasional.

- Mendorong dan mengawasi dilaksanakannya secara pasti penegakan hukum atas masalah Agraria.

- Melakukan pembelaan/advokasi terhadap kasus-kasus pertanahan.

- Membela kehormatan dan hak rakyat, bangsa dan Negara Indonesia dari ancaman yang mungkin timbul, baik dari dalam

maupun dari luar negeri serta mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


· Sumberdaya Alam dan Industri

-Sumberdaya alam adalah rahmat Tuhan YME kepada manusia, Menjadi tanggungjawab manusia untuk mengelola dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat, dengan tetap memelihara kelestariannya demi kepentingan manusia itu sendiri.

-Penelitian, penggalian dan pemanfaatan sumberdaya alam harus tetap memperhatikan aspek keseimbangan ekosistem; artinya setiap eksploitasi sumberdaya alam harus seimbang dengan upaya pelestariannya. Pada saat ini tingkat eksploitasi lingkungan sudah cukup tinggi, karena itu program rehabilitasi lingkungan harus lebih ditingkatkan dan disempurnakan baik dalam sistem maupun aplikasinya.

- Indonesia memiliki kawasan hutan yang sangat luas, adalah faktor penentu ekosistem, dan sekaligus merupakan sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya. Pemanfaatan sumberdaya hutan harus tetap menjaga funsi ekosistemnya, karena itu kelestarian hutan harus benar-benar terjaga.

- Diperlukan adanya sistem pengelolaan yang benar-benar tepat guna dalam mengelola hutan Indonesia, dalam hal ini perlu disempurnakan program inventarisasi, perbaikan manajemen, konservasi, pemanfaatan dan rehabilitasi serta penerapan hukum yang adil.

- Dalam bidang pertanian, pengolahan lahan-lahan pertanian harus lebih disesuaikan dengan tata guna lahan sebagai prasyarat keseimbangan lingkungan. Pemakaian pupuk dan bahan-bahan kimia harus memperhatikan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Mengingat luasnya lahan pertanian dan banyaknya tenaga kerja di bidang ini, diperlukan penataan yang lebih baik agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem dan lingkungan sosial.

- Eksploitasi sumberdaya pertambangan yang menimbulkan kerusakan lahan secara total, sejauh ini belum ada intensifikasi penanggulangannya. Sistem reklamasi belum jelas pelaksanaannya. Hal ini harus benar-benar menjadi perhatian segenap pihak terkait.

- Perubahan iklim dan dampaknya bukan hanya bersumber dari perilaku alam semata, tetapi juga bersumber dari perilaku manusia. Oleh karena itu perlu ada antisipasi yang tepat terhadap setiap kecenderungan perubahan iklim, mengingat dampak yang luas terhadap kehidupan. Perubahan iklim mempunyai pengaruh langsung terhadap produk pertanian, pemukiman dan kesehatan serta lebih dari itu dapat menimbulkan bencana alam.

- Industri sangat penting dan strategis artinya bagi pembangunan ekonomi, tetapi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi pencemarannya itu harus diatasi. Limbah industri dibeberapa kawasan telah benar-benar merusak lingkungan bersamaan dengan limbah rumah tangga dan limbah kota yang terus meningkat.

- Konsep AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) untuk mencegah pencemaran dan menjaga keseimbangan lingkungan, pada prinsipnya sudah tepat hanya pelaksanaannya belum efektif. Pada masa sekarang ini AMDAL harus lebih diefektifkan dan disempurnakan.


· Ketenagakerjaan dan Kependudukan

-Tenaga kerja merupakan sumberdaya yang efektif bagi pembangunan nasional bilamana dapat diarahkan dengan baik. Antara tenaga kerja dan lingkungan hidup ada korelasi yang sangat erat dan saling membutuhkan. Tenaga kerja dala lingkungan kerjanya, memerlukan kondidsi lingkungan hidup yang menjamin keselamatan dan kesehatan kerja. Demikian pula sebaliknya kondisi lingkungan hidup akan terpelihara dengan baik bilamana tenaga kerja memiliki kesadaran yang tinggi dalam upaya melestarikan serta mencegah bahaya pencemaran lingkungan.


· Pemukiman dan Kesehatan

-Masalah pemukiman sudah lama menjadi problem sosial yang kompleks. Pola pemukiman yang kita kembangkan memang belum memadai sehingga diperlukan penataan dan penyempurnaan. Meskipun faktor ekonomi turut mempengaruhi perkembangan pemukiman, pengetahuan masyarakat tentang pemukiman yang sehat lebih dominan dalam menentukan standard kesehatan pemukiman. Sementara itu perlu mendapat perhatian tersendiri pemukiman diperkotaan dimana terdapat pemukiman eksklusif disatu pihak dan pemukiman kumuh dilain pihak. Hal tersebut dapat menimbulkan kecemburuan sosial, sehingga kerawanan yang ditimbulkan bukan hanya bersifat ekologis, melainkan sosiologis.

-Masalah kesehatan, pada kenyataannya lebi ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, perilaku manusia bukan pada kemewahan pelayanan kesehatan.


· Pendidikan

-Pada kenyataannya unsur dominan dalam proses pencemaran adalah rendahnya tingkat kesadaran manusia terhadap lingkungan. Yang perlu dilakukan kemudian adalah penyuluhan dalam pendidikan formal & non formal disegala jenjang pendidikan untuk lebih menumbuhkan kesadaran lingkungan disegala lapisan masyarakat.


· Kebijakan Pemerintahan dan Perundang-Undangan

-Perlu adanya penjabaran yang lebih konkrit bagi pelaksanaan prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan. Secara umum hal ini mengandung konsekwensi logis, keharusan pertimbangan lingkungan untuk setiap kebijakan dan keputusan pemerintah. Tujuan strategis dari konsep ini adalah untuk memelihara kontinuitas resources pembangunan. Perlu adanya penyempurnaan sistem perundang-undangan terkait, termasuk pembuatan UU Tata Guna Tanah, UU Tata Guna Ruang, dan lain-lain.

Sekjen